Perkembangan Teknologi di Desa Terpencil
ulastekhnologi - Assalamu'alaikum , ketemu lagi nih di ulastekhnologi.blogspot.com Semoga kita dalam menjalankan harinya diberikan keberkahan dan kesehatan oleh Alloh SWT.
PENGERTIAN TEKNOLOGI
Teknologi atau
pertukangan memiliki lebih dari satu definisi. Salah satunya adalah
pengembangan dan aplikasi dari alat, mesin, material dan proses yang
menolong manusia menyelesaikan masalahnya. Sebagai aktivitas manusia,
teknologi mulai dikenal sebelum sains dan teknik. Teknologi dibuat
atas dasar ilmu pengetahuan dengan tujuan untuk mempermudah pekerjaan manusia,
namun jika pada kenyataannya teknologi malah mempersulit, layakkah disebut Ilmu
Pengetahuan?. Kata teknologi sering menggambarkan penemuan dan
alat yang menggunakan prinsip dan proses penemuan saintifik yang baru
ditemukan. Meskipun demikian, penemuan yang sangat lama seperti roda juga
disebut sebuah teknologi.
Definisi
lainnya (digunakan dalam ekonomi) adalah teknologi dilihat dari status
pengetahuan kita yang sekarang dalam bagaimana menggabungkan sumber daya untuk
memproduksi produk yang diinginkan( dan pengetahuan kita tentang apa yang bisa
diproduksi). Oleh karena itu, kita dapat melihat perubahan teknologi pada saat
pengetahuan teknik kita meningkat.
PENGEMBANGAN
TEKNOLOGI INFORMASI
Aplikasi teknologi informasi dan komunikasi untuk membantu mengelola
kegiatan informasi pemerintahan desa memberi peluang baru untuk melayani
masyarakat dengan cepat, akurat, relevan dan tepat waktu. Selain masyarakat
diuntungkan dengan layanan cepat dan terbuka, pemerintah pusat juga diuntungkan
dengan naiknya pendapatan asli daerah.karena begitu cepatnya akses pusat
tentang potensi-potensi darah yang bisa di kembangkan.dan saya sebagai putra
darah merasa ikut bertanggung jawab tentang perkembangan desa saya k
depan,sebangai wujud sumbangsih dari se orang putra daerah.
Teknologi Membangun
Desa
Dalam peradaban manusia,
teknologi sudah banyak membantu kehidupan manusia hingga detik kini. Masih
ingat bagaimana manusia purba yang hidup ratusan tahun yang lalu dalam
menggunakan kapak yang terbuat dari pecahan batu saat hendak memotong atau
megupas sesuatu. Seiring dengan perjalanan waktu dan perkembangan zaman,
teknologi dikembangkan untuk membuat hidup lebih baik, efisien, dan mudah.
Penggunaan pecahan batu mulai ditinggalkan yang kemudian mulai tergantikan
dengan potongan besi/baja atau sekarang kita sebut dengan pisau. Singkat kata,
teknologi merupakan upaya manusia dalam membuat kehidupannya menjadi lebih
sejahtera, lebih baik, lebih mudah, lebih enak dan seribu'lebih'lainnya.Tak bisa dihindari, manusia selalu hidup bersama teknologi. Sudah jutaan manusia yang hidupnya terbantu oleh kemajuan teknologi. Tidak hanya masyarakat yang hidup diperkotaan, masyarakat yang mendiami daerah-daerah terpencil pun kini sudah merasakan kemajuan teknologi. Bagaimana para petani yang biasanya membajak sawah menggunakan kerbau, kini mulai beralih menggunakan alat membajak dengan menggunakan mesin. Para nelayan tidak lagi melaut hanya mengandalkan tiupan angin. Mereka sudah mulai menggunakan mesin motor untuk melaut. Dengan adanya teknologi, sudah tak terhitung berapa orang warga desa yang terbantu hidupnya. Dalam bekerja, mereka semakin lebih mudah.
Hadirnya teknologi di desa,
secara tidak langsung meningkatkan kemampuan produksi, memberikan nilai tambah
pada komoditas lokal unggulan (local content), menciptakan lapangan kerja
dan meningkatkan pendapatan masyarakat. Tidak hanya itu saja,
teknologi menciptakan kelompok-kelompok usaha mandiri yang berkemampuan dalam
kegiatan ekonomi produktif. Teknologi membuat desa semakinmaju.
Pada umumnya teknologi yang banyak diserap dan digunakan oleh masyarakat desa adalah Teknologi Tepat Guna (TTG). Ciri khas yang paling mendasar dari TTG adalah dapat dibuat dengan biaya yang relatif murah, cara membuatnya sangat mudah, dan menggunakan sumber-sumber daya setempat. Jenis TTG yang banyak digunakan cenderung merupakan alat atau mesin yang menunjang sektor pertanian, peternakan, perikanan, kesehatan, pengolahan pangan, pengelolaan air, sanitasi, dan sampah, pengelolaan masakan, tanaman obat dan sebagainya. Secara teknis, TTG merupakan jembatan antara teknologi tradisional dan teknologi maju. Namun sayangnya ketergantungan terhadap Bahan Bakar
Minyak (BBM) makin hari semakin tinggi. Memang, Indonesia memiliki sumber daya alam yang sangat melimpah. Namun jika tidak bisa dapat mengatur dalam pemanfaatan sumber energi seefisien mungkin, bukan tidak mungkin beberapa tahun ke depan Indonesia akan menjadipengimpor energi.
"Baca juga
Untuk mewujudkan kemandirian energi pada tahun 2025 seperti diamanatkan
dalam PP 5 Tahun 2006, sudah saatnya kita untuk mencari sumber energi
alternatif/ baru. Salah satunya adalah memanfaatkan biji jarak untuk
dijadikanbiodiesel.Bisakahterwujud?
Berawal dari harga minyak dunia yang tinggi hingga mencapai 40 US $ per barel hingga pasokan minyak tanah di seluruh Indonesia yang mulai seret, maka dicari solusi produk baru sebagai pengganti Bahan Bakar Minyak (BBM). Ditemukan biji jarak yang bisa dijadikan biodiesel. Untuk tingkat paling sederhana biji jarak bisa longsung dipakai untuk memasak dengon menggunakan kompor biji jarak. Karena fungsi biji jarak sebagai pengganti sumbu kompor don minyak.
Dalam kondisi itu, diperlukan tindokan cepat dan cermat. Maka keluarlah Pepres No.5 tentang kebijakan Energi Nasional, kemudian disusul dengan Inpres No.1 tahun 2006 tentang bahan bakar nabati. Semua itu dilakukan dalam rongka mencari bahan bakar nabati pengganti BBM. Hal ini diielaskan oleh Dra. Anna Gurning, Msi., Kasi Rehabilitasi Lingkungan pada Dirjen PMD. "Dengan dasar itulah pertengahan tahun 2006 Direktorat Jenderal Pemberdayaan Masyorakatdan Desa (Ditjen PMD) mencetuskan Desa Mandiri Energi (DME)" jelasnya.
Meskipun dasar hukum mengenai DME sudah jelas, namun tetap saja ada hambatan. Salah satu yang menjadi masalah klasik adalah masalah perdanaan. Sehingga DME tidak bisa diterapkan secara serempak ke seluruh desa yang ada di Indonesia. "Akhirnya kami pilih lima lokasi untuk dijadikan pilot project di Indonesia,"paparnya.
Pada Tahun 2007 terpilih 5 daerah yang dijadikan pilot project yaitu Banten, Jawa Barat, Lampung, Kalimantan Selatan dan Sulawesi Tenggora. Tahun 2008 terpilih 5 lokasi daerah. Dan pada tahun 2009 terpilih 4 lokasi daerah DME. Ada tiga acuan yang digunakan dalam rangka penentuan desa lokasi DME, kata Anno Gurning. Pertama, data dari Badan Pusat Statistik, jumlah data miskin di Indonesia yang lebih dominan. Kedua, banyaknya lahan kritis (Badan Planologi, Departemen Kehutanan). "Ketiga, data dari departemen pertanian mengenai lahan untuk kesesuaian jarak pagar." paparnya.
Untuk menghasil pohon jarak dengan kondisi baik, Ditjen PMD melakukan kerjasama dan koordinator dengan Departemen Pertanian. Karena DME yang dimulai pada 2007 targetnya harus mencapai tiga ribu desa. Untuk membuat semangat, DME selalu melakukan lomba. Rencana ke depan adalah Ditjen PMD tidak menambah desa lagi, tapi menjadikan 14 desa pilot project menjadi desa DME. Jika lima desa saja dapat menjadi desa DME maka itu merupakan prestasi yang bagus. Untuk mencapai tujuan tersebut akan dilakukan pembinaan yang intensif. "Dengan cara kita lebih mengandalkan konsultasi dan dialog ke Pemda, agar investasi yang sudah diberikan tidak sia-sia," kata Anna Gurning.
Tahun depan, direncanakan akan dilakukan pembagian kompor biji jarak kepada warga desa. Jadi minimal desa pilot project DME sudah menggunakan kompor biji jarak. Dengan begitu akan menjadi contoh pada desa pilot project lainnya untuk menanam dan menggunakan biji jarak pagar. Untuk desa percontohan pohon jarak pagar yang buahnya dalam kondisi bagus di Desa Gunung Jati, Serang-Jawa Barat. Seandainya jarak pagar tidak termanfaatkan, tapi kondisi positifnya adalah lahan kritis sudah tidak ada karena sudah ditanam pohon jarak pagar.
Pada umumnya teknologi yang banyak diserap dan digunakan oleh masyarakat desa adalah Teknologi Tepat Guna (TTG). Ciri khas yang paling mendasar dari TTG adalah dapat dibuat dengan biaya yang relatif murah, cara membuatnya sangat mudah, dan menggunakan sumber-sumber daya setempat. Jenis TTG yang banyak digunakan cenderung merupakan alat atau mesin yang menunjang sektor pertanian, peternakan, perikanan, kesehatan, pengolahan pangan, pengelolaan air, sanitasi, dan sampah, pengelolaan masakan, tanaman obat dan sebagainya. Secara teknis, TTG merupakan jembatan antara teknologi tradisional dan teknologi maju. Namun sayangnya ketergantungan terhadap Bahan Bakar
Minyak (BBM) makin hari semakin tinggi. Memang, Indonesia memiliki sumber daya alam yang sangat melimpah. Namun jika tidak bisa dapat mengatur dalam pemanfaatan sumber energi seefisien mungkin, bukan tidak mungkin beberapa tahun ke depan Indonesia akan menjadipengimpor energi.
"Baca juga
Berawal dari harga minyak dunia yang tinggi hingga mencapai 40 US $ per barel hingga pasokan minyak tanah di seluruh Indonesia yang mulai seret, maka dicari solusi produk baru sebagai pengganti Bahan Bakar Minyak (BBM). Ditemukan biji jarak yang bisa dijadikan biodiesel. Untuk tingkat paling sederhana biji jarak bisa longsung dipakai untuk memasak dengon menggunakan kompor biji jarak. Karena fungsi biji jarak sebagai pengganti sumbu kompor don minyak.
Dalam kondisi itu, diperlukan tindokan cepat dan cermat. Maka keluarlah Pepres No.5 tentang kebijakan Energi Nasional, kemudian disusul dengan Inpres No.1 tahun 2006 tentang bahan bakar nabati. Semua itu dilakukan dalam rongka mencari bahan bakar nabati pengganti BBM. Hal ini diielaskan oleh Dra. Anna Gurning, Msi., Kasi Rehabilitasi Lingkungan pada Dirjen PMD. "Dengan dasar itulah pertengahan tahun 2006 Direktorat Jenderal Pemberdayaan Masyorakatdan Desa (Ditjen PMD) mencetuskan Desa Mandiri Energi (DME)" jelasnya.
Meskipun dasar hukum mengenai DME sudah jelas, namun tetap saja ada hambatan. Salah satu yang menjadi masalah klasik adalah masalah perdanaan. Sehingga DME tidak bisa diterapkan secara serempak ke seluruh desa yang ada di Indonesia. "Akhirnya kami pilih lima lokasi untuk dijadikan pilot project di Indonesia,"paparnya.
Pada Tahun 2007 terpilih 5 daerah yang dijadikan pilot project yaitu Banten, Jawa Barat, Lampung, Kalimantan Selatan dan Sulawesi Tenggora. Tahun 2008 terpilih 5 lokasi daerah. Dan pada tahun 2009 terpilih 4 lokasi daerah DME. Ada tiga acuan yang digunakan dalam rangka penentuan desa lokasi DME, kata Anno Gurning. Pertama, data dari Badan Pusat Statistik, jumlah data miskin di Indonesia yang lebih dominan. Kedua, banyaknya lahan kritis (Badan Planologi, Departemen Kehutanan). "Ketiga, data dari departemen pertanian mengenai lahan untuk kesesuaian jarak pagar." paparnya.
Untuk menghasil pohon jarak dengan kondisi baik, Ditjen PMD melakukan kerjasama dan koordinator dengan Departemen Pertanian. Karena DME yang dimulai pada 2007 targetnya harus mencapai tiga ribu desa. Untuk membuat semangat, DME selalu melakukan lomba. Rencana ke depan adalah Ditjen PMD tidak menambah desa lagi, tapi menjadikan 14 desa pilot project menjadi desa DME. Jika lima desa saja dapat menjadi desa DME maka itu merupakan prestasi yang bagus. Untuk mencapai tujuan tersebut akan dilakukan pembinaan yang intensif. "Dengan cara kita lebih mengandalkan konsultasi dan dialog ke Pemda, agar investasi yang sudah diberikan tidak sia-sia," kata Anna Gurning.
Tahun depan, direncanakan akan dilakukan pembagian kompor biji jarak kepada warga desa. Jadi minimal desa pilot project DME sudah menggunakan kompor biji jarak. Dengan begitu akan menjadi contoh pada desa pilot project lainnya untuk menanam dan menggunakan biji jarak pagar. Untuk desa percontohan pohon jarak pagar yang buahnya dalam kondisi bagus di Desa Gunung Jati, Serang-Jawa Barat. Seandainya jarak pagar tidak termanfaatkan, tapi kondisi positifnya adalah lahan kritis sudah tidak ada karena sudah ditanam pohon jarak pagar.
KONSEP
PENGEMBANGAN DESA
Konsep perencanaan
pengembangan desa mencakup 5 dimensi sebagai pilar utama yaitu menyangkut tata
ruang desa, perekonomian desa, sosial budaya desa, mitigasi bencana, lingkungan
hidup.
Tata ruang desa : rehabilitasi, rekonstruksi dan pengembangan desa. Selain itu,
juga mampu menampung pertumbuhan ruang di masa datang secara fleksibel dan
mampu menampung kebutuhan perbaikan struktur tata ruang desa melalui
konsolidasi lahan (jika diperlukan). Konsep ini sesuai dengan muatan PP no 2
tahun 2005.
Perekonomian
Desa : meningkatkan penghidupan masyarakat dan pembangunan
sarana ekonomi berbasis potensi lokal, pengembangan usaha mikro,
kelembagaan ekonomi dikaitkan dengan sumber daya manusia.
Sosial Budaya
Desa : pembangunan pendidikan, sosial dan penguatan
adat istiadat setempat dalam rangka pengembangan partisipasi masyarakat yang
melibatkan segenap lapisan masyarakat, termasuk di dalamnya kelompok anak-anak
pemuda dan wanita.
Mitigasi bencana : penataan ruang desa dengan fungsi khusus yaitu
mitigasi bencana, berupa pembangunan daerah daerah yang rawan bencana dan
tempat tempat yang digunakan untuk penampungan evakuasi warga ketika terjadi
bencana.
Lingkungan hidup : penataan lingkungan yang menjaga keseimbangan
holistik antara kawasan budidaya dengan kawasan lindung dalam upaya menjaga
kelestarian penghidupan sebagian besar masyarakat. Penataan dilakukan juga
terhadap pengelolaan di sektor pertanian, termasuk perkebunan, perikanan,
kehutanan untuk meminimalisir ketidakseimbangan ekosistem.
Desa Panggungharjo terletak di Kecamatan Sewon termasuk dalam wilayah pengembangan yang diarahkan pada kawasan kerajinan kayu/meubel yang termasuk rawan gempa. Secara umum Kecamatan Sewon merupakan kawasan yang meliputi kawasan pertanian lahan basah, lahan kering dan peternakan dan Industri. Arah pengembangan / startegi Kabuapten Bantul khususnhya kawasan Sewon dikembangkan sesuai dengan potensi wilayah yang ada. Pengembangan industri kerajinan, pertanian basah, ahan kering dan lain-lain.
Desa Panggungharjo terletak di Kecamatan Sewon termasuk dalam wilayah pengembangan yang diarahkan pada kawasan kerajinan kayu/meubel yang termasuk rawan gempa. Secara umum Kecamatan Sewon merupakan kawasan yang meliputi kawasan pertanian lahan basah, lahan kering dan peternakan dan Industri. Arah pengembangan / startegi Kabuapten Bantul khususnhya kawasan Sewon dikembangkan sesuai dengan potensi wilayah yang ada. Pengembangan industri kerajinan, pertanian basah, ahan kering dan lain-lain.
Sesuai dengan Visi
pembangunan Desa Panggungharjo adalah Panggungharjo Asri Agamis, Sejahtera,
Rukun dengan mengedepankan Ilmu pengetahuan dan teknologi. Desa
Panggungharjo ingin menuju desa yang ideal dan madani dengan mewujudkan
masyarakat Panggungharjo yang agamis, hidup sejahtera, penuh kerukunan dengan
dilandasi dengan ilmu pengetahuan dan teknologi
PRINSIP
PERENCANAAN PARTISIPATIF
Prinsip-prinsip Participatory Rural Appraisal (PRA)
Prinsip PRA merupakan filosofi dasar metode PRA. Prinsip ini memuat sikap dan pandangan kita tentang cara mengembangkan program pembangunan yang bercita-cita untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan menghormati sesama.
Prinsip PRA merupakan filosofi dasar metode PRA. Prinsip ini memuat sikap dan pandangan kita tentang cara mengembangkan program pembangunan yang bercita-cita untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan menghormati sesama.
Pemberdayaan, yaitu
penguatan kemampuan yang telah ada dan pengalihan kemampuan baru kepada
masyarakat. Penguatan masyarakat dilakukan dengan cara mendorong mereka
melaksanakan semua tahap kegiatan sebagai proses saling belajar.
Mengutamakan yang
terabaikan, yaitu memperhatikan kelompok masyarakat yang terpinggirkan seperti
kelompok miskin, lemah terabaikan dan minoritas. Selain itu, juga berpihak
kepada kelompok perempuan yang paling sedikit mendapat kesempatan menjadi
pelaku aktif pembangunan.
Masyarakat sebagai pelaku
utama dan pihak luar sebagai fasilitator, bahwa pihak luar memfasilitasi dan
saling bertukar pengalaman dengan masyarakat, bukan mengajari, menggurui,
menyuruh dan mendominasi kegiatan. Peran pihak luar akan berkurang secara
bertahap.
Saling belajar dan
menghagari perbedaan, bahwa semua pihak dapat saling menyampaikan pengetahuan
dan pengalamannya untuk mengkaji pemecahan masalah yang tepat guna. Mengakui
nilai pengetahuan tradisional, dan pihak luar juga terbuka untuk belajar dari
cara masyarakat memecahkan masalah.
Mengoptimalkan hasil, yaitu
terus menerus memperbaiki lingkup dan mutu kajian informasi melalui pemahaman
optimal dan kecermatan yang memadai. Pemahaman optimal dipahami, bahwa
informasi yang dikumpulkan dianggap cukup menggambarkan keadaan waktu.
Kecarmatan yang memadai diartikan, bahwa informasi yang dikumpulkan dapat
dianggap mendekati benar.
Orientasi praktis, bahwa
penerapan PRA bukan hanya untukmenggali informasi, melainkan juga untuk
merancang programbersama yang ditekankan pada penguatan kemampuan swadaya
masyarakat.
Keberlajutan dan waktu
selang, bahwa pengembangan program berlangsung menurut daur program (yang
berulang) dalam jangka waktu tertentu. Selama berproses akan selalu terjadi
keadaan dan permasalahan yang selalu mengalami perubahan.
Terbuka, bahwa PRA
bukanlah sebuah perangkat yang telah sempurna dan cocok mengingat PRA dirancang
kondisional. Dinamika ini akan mengembangkan dan memperkaya pengalaman sebagai
sebuah pembelajaran yang berharga.
PENGENALAN
PERANGKAT KOMPUTER
Perangkat lunak meliputi sistem operasi, bahasa pemrograman dan
aplikasi komputer yang digunakan. Untuk menentukan sistem operasi yang
digunakan perlu diperhatikan bahwa sistem tersebut sudah lengkap dan sesuai
dengan kebutuhan. Bisa berbasis open source seperti Linux dan Solaris atau closed source
software seperti prorietary. Untuk
menentukan pilihan harus berhati-hati karena sistem operasi akan sangat
menentukan kelancaran jalannya sistem, tidak saja secara teknologi tapi juga
secara ekonomi, pilihlah sistem operasi yang secara teknologi mudah
dikembangkan dan menyediakan kode program komputer terbuka artinya bahwa kode
program yang dibangun untuk menjalankan komputer dapat di baca, dimodifikasi
dan dikembangkan oleh para programmer lokal. Bila menggunakan sumber tertutup
maka sulit untuk dikembangkan sendiri,artinya sistem yang dibangun akan terjadi
Perperangkat
keras yang meliputi
perangkat komputer, sistem jaringan dan sistem telekomunikasi. Komputer yang
digunakan perlu disesuaikan dengan kebutuhan apakah akan memakai microcomputer, minicomputer,
atau mainframe,
hal ini sangat tergantung dari jumlah data yang akan diolah. Sistem jaringan
yang akan
digunakan untuk komunikasi komputer perlu ditentukan apakah cukup dengan local area network, wide area network,
atau gabungan keduanya. Untuk menghubungkan satu daerah dengan daerah lain
dibutuhkan sistem telekomunikasi yang handal apakah menggunakan radio, telepon
atau satelit, termasuk penyedia telekomunikasi mana yang digunakan. Kemungkinan
lain adalah membangun sendiri fasilitas telekomunikasi sesuai dengan kebutuhan
daerahnya sehingga tidak terjadi ketergantungan pada provider tertentu;
tentunya hal ini akan di lakukan bebrapa tahun kedepan.
pembuatnya atau pada vendor tertentu.
Begitu juga untuk program aplikasi sebaiknya menggunakan sumber kode terbuka,
sehingga siapapun programmer yang akan mengembangkan aplikasi dapat dengan
mudah membaca sumber kodenya. Bila e-government ini akan dibangun dengan
menggunakan open source software maka yang perlu diperhatikan
adalah harus dapat meningkatkan kualitas sumberdaya manusia dibindang ICT
sehingga dapat membuat, mengembangkan dan merawat sendiri sistem e-government
yang dibangunnya.
Pelaksanaan.
Di dalam pelaksaan ini akan
di lakukan scara teliti dan akan sring dilakukan evaluasi-evaluasi.dan di dalam
pelaksanaan biasanya akan terjadi kebingungan karna data yang sebenarnya akan
lebih rumit dimengerti.tetapi dngan di dukung softwer yang ada maka kita
optimis meminimalisasi kebingungan itu.dengan demikian akan di jabarkan sdikit
tentang software dan data
DATA
meliputi data
tekstual, suara, gambar, video, dan data spatial. Kebutuhan pengolahan,
penyimpanan dan penyebarluasan data untuk e-goverment sangat
bervariasi hal ini ditentukan dengan jenis data dan jumlah data yang diolah.
Dalam pelaksanaannya jenis data tersebut dolah bersamaan dan disesuaikan dengan
kebutuhan sistem informasi yang dibangun. Untuk sistem informasi yang berbasis
perta biasanya menggunakan data spatial dilengkapi dengan gambar, suara,
tekstual bahkan video. Hal ini merupakan e-government yang sangat ideal namun
membutuhkan penyimpan data yang besar begitu juga sewaktu menginformasikan
kepada masyarakat membutuhkan bandwidth yang cukup besar sehingga sistem dapat
berjalan lancar, bila hal ini tidak dilakukan dengan cermat sistem yang
dibangun akan sering hang, karena tidak ada sinkronisasi antara data yang
diolah, perangkat lunak dan perangkat keras yang digunakan. Semua e-government
memerlukan database. Database yang dibangun bisa terpusat (centralized
database) atau tersebar (decentralized database), hal ini tergantung
dari kebutuhan e-government yang dibuat dan harus ditentukan sewaktu tahapan
desain sistem.
PROSEDUR
Meliputi cara menginstal
perangkat lunak yang dibangun artinya harus ada dokumen pendukung untuk
membantu para pengguna dalam melaksanakan pekerjaannya; cara memperbaiki sistem
bila muncul masalah yang sederhana dan dapat diatasi oleh pengguna artinya harus
ada dokumen “trouble shooting” (pemecahan masalah) yang mudah dimengerti
oleh pengguna; cara menjalankan sistem atau dikenal dengan nama “system
operating procedure” atau prosedur untuk mengoperasikan sistem, hal ini
perlu ada dokumennya yang jelas dan mudah dimengerti, sehingga siapapun yang
akan menjalankan sistem ini tidak akan mengalami kesulitan yang berarti.
TUJUAN
Sumber daya manusia meliputi
“system analyst” yang mempunyai keahlian dalam menganalisa sistem,
diperlukan kalau akan membuat sistem informasi yang baru, sebelumnya harus
dianalisis sistem yang sedanng berjalan, lalu ditentukan perbaikan apa yang
harus dilakukan,programmer yang punya keahlian membuat dan
mengembangkan program komputer terutama yang berbasis OSS sehingga akan dengan
mudah dan cepat dalam membuat perangkat lunak yang diperlukan; administrator
jaringan diperlukan karena e-government yang dibangun merupakan gabungan dari
berbagai sistem informasi, seprti sistem informasi keuangan, kepegawaian,
pajak, kependudukan, sekolah, rumah sakit, pendidikan tinggi, industri,
pengusaha, perdagangan, dll. Administrator inilah yang mengelola dari semua
sistem yang ada termasuk kelancaran jaringan komputer yang digunakan; teknisi
diperlukan terutama untuk memasang dan menangani kerusakan yang minimal dari
perangakat keras dan perangkat lunak yang sederhana sehingga sistem akan selalu
berjalan tanpa harus menunggu dengan waktu perbaikan yang relatif lalam,
teknisi yang melakukan pengentrian data ke sistem termasuk melakukan validasi
data yang masuk terutama untuk data yang akan diakses masyarakat harus
mempunyai kesalahan yang minimal, sehingga tidak banyak revisi.dan semoga
cita-cita bersama Sebagai desa paling maju di antara desa lain di indonesia.
-ulastekhnologi.blogspot.com_
Wassalamu'alaikum Wr Wb
No comments:
TULIS komentar